BERKEMBANG KARENA MENGUTAMAKAN RASA
DAN KUALITAS
.jpg)
Nama UMKM : Dendeng Sapi Rencong Aceh
Alamat : Jl. T. Pakeh Lamseupeung – Banda Aceh
Telepon : (0651) 637855
Berani melangkah lebih maju menjadi kata-kata yang menginspirasi Said Husin dan istri, Siti Aminah untuk memulai bisnis dendeng sapi ini. Jadilah dengan berbekal pengalaman pernah bekerja di salah satu usaha dendeng sapi di Seulawah dan modal sekitar 200 ribu rupiah, pada tahun 2000 mereka mulai membuka usaha dendeng.
Modal yang minim tersebut digunakan untuk membeli bahan-bahan baku. Bahan utama yang berupa daging dibeli dengan cara berhutang kepada salah seorang teman. Dendeng yang telah selesai diproduksi dari hari ke hari dipasarkan dengan cara dititipkan di warung-warung nasi.
Setelah 3 tahun berjalan, pada tahun 2003 Said dan Aminah pun mulai membuat kotak sebagai kemasan dendengnya, setelah sebelumnya hanya dibalut dengan kertas seadanya. Cara pemasarannya pun sudah mulai berkembang, selain menitipkan di warung-warung nasi, mereka juga menitipkan dendeng di sebuah toko souvenir, yaitu toko “Souvenir Pusaka”. Namun seiring berjalannya waktu, karena ada beberapa masalah intern antara kedua belah pihak, Said dan Aminah pun memutuskan hubungan kerja samanya dengan toko souvenir tersebut, dan mulai menjalin kerja sama dengan toko souvenir Rencong Aceh dan Aceh Putra.
.jpg)
BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan dendeng ialah daging sapi segar, gula pasir, ketumbar, dan bawang putih. Untuk daging sapi yang akan digunakan, daging tersebut didatangkan khusus dari Lhokseumawe yang dipesan langsung dari salah seorang kerabat suaminya yang menjadi tukang daging di Lhokseumawe. Daging sapi tersebut dikirim ke Banda Aceh melalui jasa mobil angkutan L300. Menurut yang dikatakan Aminah, dia sengaja hanya menggunakan daging sapi yang berasal dari Lhokseumawe, dan tidak menggunakan daging sapi Banda Aceh. Alasannya ialah karena ada beberapa keistimewaan daging sapi Lhokseumawe yang tidak dimiliki daging sapi Banda Aceh yang sekaligus menjadi rahasia kelezatan dendeng sapinya.
.jpg)
Untuk proses produksinya, pembuatan dendeng bisa memakan waktu hingga seminggu, karena sangat tergantung pada ada atau tidaknya sinar matahari. Sebelum mengemas produknya dalam kotak, Aminah dan said hanya menghabiskan sekitar 20 kg seminggu, dengan kualitas sinar matahari yang baik. Namun setelah mengemasnya ke dalam kotak, daging yang dihabiskan bisa mncapai hingga 100 kg. Itu bila sinar mataharinya bagus, namun bila sedang musim hujan, daging yang bisa diproduksi hanya berkisar sekita 50 kg saja.
MASIH MENJANJIKAN
Menurut Aminah, bisnis yang dijalankannya sekarang masih menjanjikan. Diakui Aminah bahwa sekarang banyak pebisnis yang bergerak di bidang usaha yang sama. Namun Aminah dan suami tetap optimis dengan mengutamakan rasa pada dendeng mereka. Buktinya, pelanggan mereka tetap setia dan volume penjualan relatif stabil. “Banyak yang bilang kalau dendeng buatan Bapak beda rasanya dengan dendeng-dendeng sapi lainnya. Rasanya istimewa, ada khasnya. Tidak seperti rasa yang ditemukan pada dendeng-dendeng lainnya” papar Aminah.
.jpg)
KENDALA
Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama bisnis ini. Hal ini diungkapkan oleh Aminah. Menurutnya, jika hujan turun maka akan berpengaruh terhadap jumlah produksi dan kualitas daging dendeng buatannya ini. Said dan Aminah juga merasakan dampak dari krisis keuangan global yang sekarang melanda dunia. Akibatnya, angka penjualan dendeng mereka agak sedikit menurun. ”Karena sedang krisis keuangan, penjualan dendeng juga agak sedikit menurun. Tapi kami optimis saja. Mudah-mudahan bisa cepat diatasi” papar Aminah.
Minim promosi, itulah yang terjadi pada usaha yang dijalankan Aminah dan Said. Tanpa showroom dan promosi lain, akan tetapi dendeng buatan Aminah dan Said sudah terkenal di Banda Aceh. ”Saya dan Bapak cuma di rumah, buat dendeng. Sedangkan yang bertugas mengantarkan hasil produksi ada keponakan yang membantu. Pelanggan bisa membeli produk kami di toko souvenir Rencong Aceh atau di warung-warung nasi.”
.jpg)
Dengan dibantu oleh seorang anak perempuan dan seorang keponakannya, Aminah dan Said berusaha memenuhi permintaan pelanggan. Aminah dan Said tidak dapat memperkirakan secara pasti berapa dana yang dikeluarkan setiap bulannya untuk membeli bahan baku karena ada beberapa bahan baku seperti gula dan ketumbar yang dapat bertahan hingga beberapa bulan ke depan. Sedangkan untuk menggaji karyawannya, Aminah dan Said mengeluarkan dana sebesar 1,2 juta rupiah setiap bulannya. Biaya listrik, telepon dimasukkan ke biaya rumah tangga karena tempat produksi dendeng berada di kediaman mereka sendiri. Berdasarkan penuturannya, keuntungan yang dapat mereka dapatkan per bulan dapat mencapai hingga 10 juta rupiah.
Izin copy
BalasHapus