Senin, 20 Juli 2009

PROFIL KOPERASI

UNIT SIMPAN PINJAM KOPWAN TERATAI PUTIH
Jln. Cut Nyak Dhien - Desa Lamteumen Timur Banda Aceh

PROFIL KOPWAN TERATAI PUTIH

1. Profil Umum

a. Nama Koperasi : Koperasi Wanita Teratai Putih
b. Tanggal Berdiri : 02 Oktober 2001
c. No. Akte Pendirian : 371/BH/KDK.1.9/X/2001
d. No.& Tanggal Badan Hukum : 371/BH/KDK.1.9/X/2001 02 Oktober 2001
e. Alamat Lengkap : Jl. Cut Nyak Dhien Lamteumen Timur
f. No. Hp : 085277544205
g. Kecamatan : Jaya Baru
h. Kabupaten/Kota : Kodya Banda Aceh
i. Provinsi : NAD

2. Susunan Pengurus

a. Ketua : MARDHIAH
b. Sekretaris : NURHADISYAH
c. Bendahara : DONA KANSERIA

3. Susunan Pengawas

a. Ketua : SURYANI
b. Anggota : YUSNI UMAR
c. Anggota : FARIDAH HANUM

4. Susunan Pengelola

a. Manajer : AGUS FERIANDY
b. Bag. Pembiayaan : DONA KANSERIA
c. Bag. Adm & Keuangan : NENI SARTIKA
d. Bag. Kasir / Teller : MARDHIAH
e. Bag. AO : AGUSTINA NINGSIH
f. Karyawan : YULIANA

5. Jumlah Anggota

a. Anggota Penuh : 28 Orang
b. Nasabah yang dijalani : 337 Orang

6. Jumlah Simpanan Anggota : Rp. 9.136.000,-

a. Simpanan Pokok : Rp. 50.000,-
b. Simpanan Wajib (pertahun) : Rp. 200.000,-

7. Jumlah Modal Luar : Rp. 774.000.000,-

8. Jumlah Karyawan : 6 orang

9. Pemilikan Kantor : Sewa



Banda Aceh, 26-03-2008
PENGURUS KOPWAN TERATAI PUTIH




(MARDHIAH) (NURHADISYAH)
Ketua Sekretaris


Aspek Kelembagaan Koperasi

Koperasi ini beralamat di Desa Lamteumen Kecamatan Jaya Baru, berbadan hukum No.371/BH/KDK.1.9/X/2001 tanggal 02 Oktober 2001. Sejak awal, koperasi ini telah melaksanakan usaha simpan pinjam konvensional, dengan adanya dukungan bantuan fasilitas permodalan dari BRR koperasi ini mengembangkan usaha simpan pinjam sistem syariah, dan usaha ini telah berjalan lebih kurang satu tahun namun Anggaran Dasar belum dilakukan perubahan guna memenuhi ketentuan legalitas. Oleh karenanya pengurus harus segera melakukan perubahan Anggaran Dasar. Jumlah anggota tercatat dalam buku daftar anggota 21 orang. Partisipasi anggota masih rendah baik konstribusi dalam modal koperasi maupun pemanfaatan pelayanan. Ini terlihat dari pelunasan simpanan wajib sangat rendah, pada kesempatan pertemuan dengan unsur pengurus dan pengelola telah disarankan perlu menyusun jadwal pertemuan berkala dengan anggota guna menyamakan visi, misi dan tujuan yang jelas, hal ini penting dalam rangka mendorong koperasi/LKM tumbuh dan berkembang sebagai lembaga keuangan yang profesional, mandiri dan melayani anggota berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.

Unsur pengawas dipilih/diangkat bersamaan dengan unsur pengurus, namun pengawas tidak melakukan kegiatan pengawasan/kontrol. Mengingat peranan pengawasan merupakan bagian yang amat penting dalam manajemen koperasi, maka pada kesempatan pertemuan telah disarankan kepada pengurus untuk memfasilitasi rapat pengurus bersama pengawas untuk membahas masalah/kendala yang dihadapi pengawas sehingga tidak melakukan tugas pengawasannya.

Aspek Ekonomi

Kondisi Kopwan Teratai Putih jika dilihat dari segi latar belakang pendidikan staf adalah tidak semua staf pendidikan terakhirnya sarjana, 2 diantara 4 staf masih tamatan SMA. Staf koperasi juga masih kurang paham secara teknis mengoperasional-kan Siskom dan kurang memahami proses output siskom dalam bentuk laporan keuangan. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam proses input data dan salah menafsirkan isi laporan hasil output siskom. Untuk memperbaiki masalah SDM ini salah satu solusinya adalah dengan cara segera diberikan bantuan teknis siskom lanjutan atau training secara menyeluruh mengenai siskom sehingga staf dapat memahami secara detail informasi laporan hasil siskom.

Kondisi kantor koperasi ini pun cukup minim, terletak di lantai dua sebuah ruko dan hanya satu ruangan dengan perlengkapan dan fasilitas kantor yang relatif tidak begitu memadai apalagi letaknya yang kurang strategis yaitu jauh dari pusat kota/pasar. (Lamteumen). Hal ini menyebabkan sulitnya calon nasabah mengetahui atau mencapai lokasi tempat koperasi beroperasi. Oleh karena itu Koperasi harus lebih aktif dalam mencari calon nasabah di pusat ekonomi/pasar terdekat dari koperasi, dengan menawarkan berbagai layanan yang memudahkan dan menarik bagi calon nasabah dalam melakukan pembiayaan seperti memberikan pelayanan langsung di tempat usaha calon nasabah, menawarkan kemudahan administrasi yang cepat dalam syarat mengambil pembiayaan dan pilihan metode pengembalian yang diinginkan nasabah misalnya harian, mingguan atau bulanan.

Jumlah penabung sangat kecil (43 orang) dibandingkan jumlah pembiayaan (305 orang), sehingga berdampak pada kurangnya dana dari masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk usaha koperasi sehingga penambahan modal/pendanaan koperasi kurang optimal. Koperasi seharusnya menarik nasabah yang melakukan pembiayaan untuk menyimpan juga dananya di koperasi dengan cara menerapkan sistem saldo minimum yang harus disimpan direkening yang dibuka saat mengambil pembiayaan atau disyaratkan untuk menyisakan dana minimal senilai satu kali angsuran pengembalian, dan hanya dapat diambil kembali setelah pembiayaan lunas.

Aspek Keuangan Mikro

Sistem operasional keuangan LKM menggunakan sistem komputerisasi Siskom dari BRR dan saat ini berjalan terutama untuk membukukan transaksi setoran uang masyarakat, anggota dan nasabah. Laporan yang dihasilkan dari program siskom tersebut oleh Managemen LKM dapat, mengevaluasi serta mengambil kebijakan yang diperlukan terutama tentang posisi pembiayaan baik itu yang bermasalah maupun yang lancar secara harian sesuai data yang dihasilkan pada neraca dan SHU.
Modal usaha LKM Kopwan Teratai Putih bersumber dari dana program BRR, yang berjumlah sebesar Rp. 410.000.000,- yang persyaratan dalam perjanjian SPPB, sebesar 80% dana tersebut sebagai modal penyertaan BRR pada LKM yaitu Rp. 328.000.000,- dan 20% sebagai kewajiban jangka panjang LKM yang harus dikembalikan kepada BRR (Lembaga yang ditunjuk) untuk masa pengembalian selama 3 (tiga) tahun atau setiap 6 bulan sebesar Rp. 82.000.000,- Penyaluran dana program BRR kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan saat ini dalam kondisi kurang lancar. Kinerja LKM sampai tahun buku 2007 mengalami kerugian sebesar Rp. 15.045.897,- (Lima belas juta empat puluh lima ribu delapan ratus sembilan puluh tujuh rupiah).

Problema LKM terhadap pembiayaan yang telah disalurkan kepada masyarakat sebagian tidak mendapatkan hasil dengan tingkat kemacetan mencapai 40%, hal ini disebabkan pembiayaan yang disalurkan LKM tidak ada analisa tentang kelayakan usaha nasabah dan program bantuan BRR yang difasilitasi LKM harus segera disalurkan kepada masyarakat korban bencana tsunami dan konflik sesegera mungkin (waktunya sangat cepat). Dilain pihak adanya asumsi masyarakat bahwa bantuan dana dari BRR tersebut adalah dana hibah, yang pada gilirannya mereka tidak mau membayar kewajiban kepada LKM. Simpanan masyarakat pada Kopwan Teratai Putih belum terhimpun, kendalanya antara lain adanya kompetitor yang telah duluan ada di wilayah kerja LKM yang memiliki bermacam produk unggulan yang memberikan kemudahan terutama untuk transaksi keuangan yang sudah menggunakan teknologi canggih.

2 komentar: